the real of agroeducation

the real of agroeducation
Can be Change!

konsep diri itu penting!

memaksimalkan potensi, itulah amanah dari Tuhan.

Senin, Juni 21, 2010

LOMBA ESSAY ASPIRASI MAHASISWA

BEM Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB
Pembelajaran Dari Prestasi Mahasiswa Scientist  di Tingkat Internasional :  Bentuk Aspirasi dari Mahasiswa Sebagai Garda Depan Pembangunan Pendidikan Negeri

Bumi pertiwi kita terbentang luas dengan sederet kekayaan alam dan berjuta panorama keindahan alam yang asri. Indonesia yang asri terlihat jelita karena sangat kaya akan ekosistem biotik yang terhampar di seluruh sela Indonesia. Realita ini merupakan satu potensi dari sekian potensi yang dimilki negeri ini.
Namun, sejatinya potensi terbesar negeri ini adalah kapasitas sumber daya manusia yang melimpah. Potensi sumber daya alam itu seolah hanya ”hiasan dalam negeri” disaat sumber daya manusia tidak mampu lagi mengolahnya. Dengan ini, Indonesia memerlukan generasi muda yang mampu merubah paradigma bangsa, mampu menyongsong masa depan lebih baik. Salah satu usaha mencetak generasi tersebut adalah melalui sektor pendidikan.
Sektor pendidikan merupakan sektor penting bagi sebuah negara. Menurut menteri Pendidikan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh D.E.A, menerangkan, bahwa setidaknya pendidikan dinilai penting karena merupakan sektor yang akan mencetak calon pemimpin bangsa masa depan. Semenjak era orde baru sampai sekarang, sistematika pendidikan telah mengalami dinamika. Dengan tujuan meningkat mutu pendidikan, dan mencetak generasi pemimpin yang berkualitas. Namun, bila dilihat dari kenyataan, begitu banyak pemimpin bangsa sekarang yang sering kali melakukan pelanggaran dan merugikan negara. Ini adalah bukti anomali negeri ini. Alih-alih mengembangkan pendidikan, pemimpinnya pun seolah tidak terdidik. Seolah hal-hal ini lah yang menjadi potret buram Indonesia sekarang. Membuat perih telinga mahasiswa, memacu emosi rakyat, dan membuat suasana negara semakin tidak kondusif.
Hal inilah seharusnya yang menjadi pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan. Seperti yang dikatakan pak Soekarno, “Hanya butuh satu pemuda yang cerdas untuk untuk membangun bangsa dan mengguncang dunia”. Menurut Galih Nugroho, mahasiswa berprestasi IPB, maksud dari kutipan pak Soekarno tentang pemuda cerdas yang mampu membangun bangsa ialah pemuda yang memaksimalkan pendidikannya sehingga mampu berprestasi, dan kelak akan mengaplikasikan buah pendidikannya sebagai dasar kepemimpinannya.
Mahasiswa merupakan pioner pembangunan. Setidaknya itu menurut rektor IPB, Prof. Dr. Herry Suhardianto M.Sc, bahwa ada tiga peran utama mahasiswa yaitu sebagai agent of the change (agen perubahan), iron stock (penerus masa depan), social control (kontrol sosial). Mahasiswa belajar untuk menjadi pemimpin yang bisa diharapkan, baik melalui kegiatan formal, ekstrakurikuler kampus, ataupun organisasi ekstrakampus. Berkaitan dengan itu, banyak cara yang lebih santun yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mengungkapkan kritisan atau kita sebut aspirasi. Aspirasi tidak lagi dengan aksi yang anarkis. Namun, memikirkan solusi yang strategis merupakan inti dari aspirasi, sekaligus merupakan kontribusi nyata.
Aksi juga perlu sebagai usaha untuk memperjuangkan keluhan rakyat melihat kondisi kepemerintahan. Sebagai gambaran, mahasiswa telah berhasil “membawa” Indonesia ke dalam era reformasi dengan tanda runtuhnya pemerintahan orde baru.
Pada era reformasi ini peran mahasiswa dalam bidang pendidikan dapat dilakukan tidak hanya dengan menyalurkan aspirasi dengan cara demonstrasi saja. Namun, alangkah lebih baiknya menyalurkan aspirasi melalui dengan berprestasi di bidang pendidikan, baik akademik maupun non akademik. Aspirasi di bidang pendidikan terutama yang dilandasi dengan pola pikir scientist, yaitu pola pikir kritis untuk mencari akar permasalahan dari suatu permasalahan sehingga mendapatkan solusi terbaik tanpa didasari emosi. Seperti uraian Dr. Eric Albone, Direktur Clifton And Scientific, USA, bahwa berfikir scientist akan menjadikan sebuah permasalahan menjadi sebuah peluang. Pemikiran scientist ini penting, bila melihat banyaknya dampak negatif dari bentuk aspirasi para mahasiswa dengan bentuk demonstrasi tanpa didasari pemikiran scientist sehingga cenderung bertindak brutal.
Aspirasi yang didasarkan pemikiran scientist tersebut dapat menjadi prestasi yang dapat dikembangkan dan meningkatkan daya pikat sistem pendidikan Indonesia di mata internasional. Secara tidak langsung membuka peluang dikembangkan dalam skala international dan yang terpenting bisa direalisasikan di Indonesia. Dengan pemikiran scientist yang berbuah prestasi seperti itu secara tidak langsung membuat pemerintah Indonesia semakin terpacu untuk terus meningkatkan kualitas sistem pendidikan dalam negeri.
Seperti halnya salah seorang mahasiswa Indonesia, Arief Indrasumunar, mendapatkan paten internasional atas keberhasilan penelitiannya melakukan kloning tiga gen yang berperan dalam pembentukan "root nodule" pada tanaman kedelai. Penelitian ketiga gen ini sudah dipatenkan UniQuest secara internasional di negara-negara penghasil utama kedelai di dunia, seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, Brazil, China, India, Indonesia, Italia, Spanyol, Rumania, Argentina, Rusia, Jepang, dan beberapa negara Asia lainnya.
Dewasa ini juga, 14 juni 2009, Rodi Hartono dan Stevanus telah membuat Indonesia bangga. Mereka mengirimkan kabar sejuk dari San Fransisco, Amerika Serikat dari ajang The 2009 International Robogames. Dua mahasiswa Universitas Komputer Bandung itu berhasil menjadi juara dunia pada kompetisi robot paling bergengsi di dunia ini yang mendapat prediket “the largest robot competition” dari Gunnes Book of Records. Mereka menang dalam kategori tersulit, yaitu Open Fire fighthing Robot Contest. Yaitu robot harus bersifat “outonomous” (bergerak dan mengambil keputusan sendiri tanpa intervensi manusia dan tidak dikendalikan secara ‘remote” seperti kategori lainnya. Dari Cairo, Mesir, ada kabar gembira tidak kalah membanggakannya. Sebuah kompetisi teknologi tahunan antarpelajar di seluruh dunia, Imagined Cup 2009, yang disponsori oleh Microsoft dilangsungkan di sana (3-7 Juli 2009). Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam tim Big Bang, yaitu Raden David Samuel, Doddy Dharma Gazali, Dominikus Ramos Purwanto dan Samuel Simon berhasil meraih Windows Mobile Award.Sistem Surveilance Malaria digital yang mereka beri nama MOSES (Malarian Observation System and Endemic Surveilance) berhasil menjadi inovasi teknologi terbaik. Dan yang paling fenomenal adalah keberhasilan mahasiswa IPB meraih juara dua dalam kompetisi pangan dunia. Berangkat dari tingginya angka kematian ibu hamil di Indonesia, tim mahasiswa IPB mengembangkan mie instan jagung yang sangat berguna bagi ibu hamil.
Salah satu motivasi utama para mahasiswa ini untuk berprestasi dalam skala internasional adalah sebagai bentuk aspirasi mereka kepada segenap bangsa dan dunia. Dengan niat menunjukan pendidikan di Indonesia tidak serendah anggapan selama ini. Seperti uraian Galih Nugroho, ketua tim IPB, yang meraih juara dua pada kompetisi pangan dunia, “alasan utama saya berprestasi sampai tingkat internasional, selain menambah soft skill dan wawasan, tapi juga sebagai aspirasi saya kepada masyarakat Indonesia dan dunia, bahwa sistem pendidikan di Indonesia berkualitas, dan pantas disejajarkan dengan negara maju di dunia”
Menanggapi kesuksesan para mahasiswa Indonesia ini, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Dr.R.Agus Sartono MBA, mengatakan, “keberhasilan laskar bangsa ini sangat penting dan membanggakan Indonesia”. Pada saat pendidikan Indonesia selama ini direndahkan secara internasional, namun berkat prestasi mereka, Dirjen Pendidikan Indonesia semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Sekarang, prestasi mahasiswa Indonesia telah menjadi bahan perbincangan seantero dunia. Mahasiswa scientist berhasil menunjukan aspirasinya kapada Indonesia, bahkan dunia. Sejatinya, prestasi internasional yang diharapkan menjadi sosok mahasiswa. Tidak lagi kebrutalan. Dan aspirasi dengan bentuk prestasi internasional secara tidak langsung menetapkan mahasiswa sebagai garda depan pembangunan pendidikan negeri.